Gedung DPRD Kota Tegal Terbakar Saat Massa Pendemo Lempari Bom Molotof

www.SeputarUsaha.com.ǁJawa Tengah,30Agustus 2025- Bentuk solidaritas pengendara ojek online (ojol) bernama Affan Kurniawan yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob hingga tewas, yang terjadi pada demo yang berlangsung di Jakarta Kamis (28/8) malam, massa pengemudi ojek online (ojol) bersama warga menggelar aksi demo di Markas Polres Tegal Kota yang besebelahan dengan gedung DPRD Kota Tegal, Jumat (29/8/2025) malam.

Dalam aksi itu, salah satu pagar mapolres roboh dan petugas yang berjaga juga dilempari batu dan botol plastik.

Meski pagar roboh, namun massa gagal meringsek masuk mapolres lantaran ada barikade mobil yang menutup pagar.

Massa sempat mundur lantaran polisi melepaskan gas air mata. Meski berhamburan menjauh namun mendekat kembali lagi.

Bukan hanya mengenai massa, tembakan gas air mata juga mengenai sejumlah jurnalis yang meliput aksi demo tersebut.

Massa kemudian sempat menyasar halaman DPRD Kota Tegal dengan melempari bom molotov.

Meski sempat membakar jendela depan yang terbuat dari kayu, namun berhasil dipadamkan petugas.

Sebelumnya, massa yang juga terlihat anak-anak mudia berusia sekolah menengah atas nampak datang dari berbagai arah sejak pulul 19.00 WIB.

Hingga pukul 22.30 WIB aksi masih berlangsung. Nampak pihak keamanan dari TNI juga turut berjaga mengamankan jalannya aksi.

Massa kemudian membubarkan diri sekitar pukul 23.00 WIB.

Akibat aksi demo terebut, sejumlah fasilitas di dalam gedung DPRD Koya Tegal terlihat rusak.

Sementara pada pukul 23.37 WIB, sejumlah massa yang masuk kedalam gedung DPRD Kota Tegal, kemudian diusir paksa oleh petugas.

Saat keluar, massa terlihat membawa sejumlah barang seperti pengharum ruangan.

Petugas kemudian menutup pintu gedung DPRD dengan mengganjel pot bunga dan bambu.

Hingga pukul 00.00 WIB, sejumlah petugas gabungan masih terlihat berjaga di sekitar lokasi gedung DPRD.

Yusuf salah satu peserta aksi dari komunitas ojol mengaku pihaknya sama sekali tidak terlibat dalam aksi kerusuhan.

Sebelumnya, aksi direncanakan hanya berdoa bersama dan menyalakan lilin. Begitu kerusuhan pecah, massa dari ojol menarik diri.

“Rencana kita menyalakan lilin dan doa bersama, kebetulan kejadiannya beda dengan apa yang kita rencanakan bersama dengan rekan-rekan mahasiswa juga untuk doa bersama,” kata Yusuf.

Yusuf menyebut rata-rata peserta aksi yang terlibat kerusuhan adalah massa yang tidak terkoordinir atau anak-anak muda yang berusia masih sekolah.

“Kita sudah orasi. namun tidak dibendung kerusuhannya. Kalau Ojol tidak membuat kerusuhan. Jadi ini (kerusuhan) murni bukan ojol. Kebanyakan anak-anak STM ada juga dari kabupaten,” tandasnya.