Bangun Subuh, Yanti Masuk Hutan Jati Demi Berburu Ungker, Sehari Bisa Mengantongi Rp 100 Ribu

www.Seputar Usaha.com.ǁJawa Tengah,6 Desember 2025-Dua orang tampak sibuk di sebuah gubuk kecil di area hutan jati di wilayah ruas jalan Kecamatan Sambong – Kecamatan Cepu, Jumat (5/12/2025).

Di dekatnya, ada beberapa plastik yang berisi serasah daun jati yang telah bercampur dengan tanah.

Dengan menggunakan tangannya, warga itu tampak menyingkap serasah daun jati yang bercampur dengan tanah itu.

Ketika daun jati itu tersingkap, ungker (kepompong ulat jati) berwarna cokelat terlihat.

Kemudian ungker itu dimasukkan ke bungkus daun jati segar (berwarna hijau).

Setelah ungker terkumpul banyak, mereka menjualnya ke warga atau pengendara yang melintas di ruas jalan Sambong-Cepu.

Salah seorang warga pencari ungker, Yanti, berangkat ke hutan sekira pukul 05.00 WIB.

Untuk berburu ungker dirinya harus masuk ke tengah hutan jati.

Biasanya ungker bersembunyi di dalam serasah daun jati yang sudah bercampur dengan tanah.

Untuk memudahkan dalam pencarian ungker, biasanya Yanti masuk ke hutan dengan membawa wadah plastik.

Kemudian serasah daun jati yang sekiranya menjadi tempat persembunyian ungker itu dimasukkan ke plastik.

Setelah itu, plastik yang berisi serasah daun jati itu, dibawa ke gubuk untuk kemudian dibuka, dipisahkan ungker dari serasah daun jati.

“Ini sedang mencari entung, ungker mas. Carinya di hutan. Tadi berangkat jam 05.00 WIB,” ujarnya.

Yanti berburu ungker untuk dijual. Adapun untuk harga ungker per dua bungkus dijual dengan harga Rp 25 ribu.

“Dua bungkus, harganya Rp 25 ribu mas,” terangnya.

Pendapatan dari mencari ungker tidak menentu. Biasanya per hari Yanti bisa mengantongi uang Rp 90 ribu sampai Rp 100 ribu, dari hasil penjualan ungker.

“Enggak mesti, kadang Rp 100 ribu kadang Rp 90 ribu,” ujarnya.

Menurutnya peminat ungker cukup banyak. Hal ini lantaran tidak setiap waktu ada ungker.

Ungker ini biasanya diolah menjadi lauk. Ungker juga dikenal sebagai kuliner ekstrem dengan rasa gurih dan kandungan protein tinggi.

“Alhamdulillah kalau peminatnya banyak mas. Tapi ungker ini kan adanya hanya setahun sekali. Kadang malah setahun enggak ada,” paparnya.