PPI Jateng 2025 Resmi Ditutup di Blora, Bupati Arief Apresiasi Kolaborasi Antar Daerah

www.SeputarUsaha.com.ǁJawa Tengah,29 September 2025-Bupati Blora, Arief Rohman, menutup gelaran Pameran Produk Inovasi (PPI) Jawa Tengah Tahun 2025 sekaligus menyerahkan sejumlah apresiasi dan penghargaan Blora Award dan Penganugerahan Pemenang Festival Blora Inovasi (FBI) Tahun 2025, di Lapangan Kridosono, Minggu (28/9/2025) malam.

Untuk diketahui ajang PPI telah berlangsung sejak 26 September hingga 28 September 2025, dengan menghadirkan ribuan hasil riset dan karya inovasi dari kabupaten/kota se-Jawa Tengah

Bupati Arief menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang sudah mendukung dan juga berkontribusi untuk kesuksesan kegiatan PPI kali ini.

Khususnya kepada Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, dan segenap pihak lainnya.

Arief menyampaikan bahwa di Jawa Tengah ini memiliki banyak potensi untuk dikembangkan kaitannya dengan produk inovasinya.

Ia berharap agar semangat kegiatan pameran PPI ini tidak hanya berhenti disini, melainkan bisa menjadi wadah kolaborasi antar daerah.

“Tentunya kegiatan ini tidak hanya berhenti di sini, semoga ini menjadi wadah silaturahim dan juga wadah promosi antar kabupaten satu dengan yang lainnya untuk berjejaring, berkolaborasi dan tentunya kita mendukung apa yang akan menjadi program Bapak Gubernur berkait dengan pertumbuhan ekonomi yang ada di Jawa Tengah, ekonomi kreatifnya tumbuh, UKM-nya juga bisa tumbuh,” jelasnya, dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (29/9/2025).

Pada kesempatan tersebut, di penutupan PPI, Bupati Arief juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan Blora Awards dan Festival Blora Inovasi 2025, kepada sejumlah pihak atas inovasi-inovasi yang telah diciptakan.

Menurut Arief untuk menjadi kabupaten terinovatif tidak harus dengan modal yang mahal.

Dengan modal yang dimiliki ternyata bisa menjadi kabupaten terinovatif.

Salah satu contohnya, berkat inovasi Gerakan Sejuta Kotak Umat (GESEKU), Kabupaten Blora meraih predikat kabupaten terinovatif.

Inovasi GESEKU tersebut mengandalkan kotoran sapi.

Dengan populasi sapi terbesar di Jawa Tengah, sekitar 280 ribu ekor, limbah yang sebelumnya terbuang dimanfaatkan menjadi pupuk organik melalui proses pengolahan khusus.

“Inovasi sederhana namun bermanfaat ini kemudian dijadikan contoh dan diperkenalkan ke daerah lain.

Bahwa untuk menjadi kabupaten terinovatif itu tidak harus dengan modal yang mahal.”

“Dengan modal yang dimiliki ternyata bisa menjadi kabupaten terinovatif.

Kita harapkan nanti semoga kita bisa mempertahankan untuk menjadi kabupaten terinovatif Indonesia,” paparnya.